Play 'Till The Last Note

Rabu, 22 November 2017

Tulisan di Pagi Buta

03:14 am.
Pagi ini, seharusnya aku sudah tertidur lelap. Bermimpi, mungkin tentangmu. Mungkin juga tidak. Tapi nyatanya, mataku masih belum berhenti menatap nanar ke luar jendela. Telingaku masih belum bosan mendengarkan senandung sendu. Pipiku belum juga kering, pun bibirku masih bergetir. Menyedihkan.

Sekali lagi, aku memikirkan kita jauh didepan sana. Masihkah ada aku dan kamu, didalam kita? Setelah begitu banyak tangis dan tawa, masihkah tangan kita akan saling menggenggam?
Dari sekian banyak detik yang kita lewati bersama, apakah masih ada hari yang tersisa bagi kita, untuk menghabiskan tawa di ujung usia?

Nafasku sudah sewangi petrichor, sisa hujan semalam. Tapi ternyata, jawaban itu tak kunjung datang kedalam benakku.
Harus sejauh apa kita berjuang, sayang?
Kita hanyalah dua manusia yang saling jatuh cinta. Kepada siapa kita menutupi kebohongan?

Sebentar lagi, Januari akan datang. Kembang api ke dua kita kelak akan meledak di langit, menandakan Desember telah pergi. 
Dan kita masih bersembunyi dibalik hingar bingar kembang api. Tetap sunyi. Senyap. Hampa.