Play 'Till The Last Note

Jumat, 18 Januari 2019

Tulisan Yang Tersakiti


Menangislah menangis. Apa cara yang lebih baik memulihkan luka, dibandingkan menangis? Biar semua luka mengalir melewati pipi, membasahi tanah.

Kau tak akan mengerti, tentu saja. Ingin sekali aku berlari pergi, seperti yang terjadi padamu beribu hari yang lalu.
Jauh sekali, sampai tak lagi kau hirup wangi parfumku.

Tapi apalah aku. Sekali kau tersenyum pun, aku meleleh secair-cairnya.

Selasa, 15 Januari 2019

Pukul Tiga Pagi

Aku mengelak atas segala rasa yang hadir bertubi-tubi kedalam kepalaku.

Aku bersikeras memaksakan diriku untuk tetap terjaga, saat mataku sudah begitu lelah, dan otakku mulai bekerja lebih lambat, dan jemari kakiku sudah dua kali lebih dingin dari biasanya.

Aku berpura tidak merasakan sakit, saat kebenaran sudah menamparku ribuan kali dan aku hanyalah seonggok daging bernyawa yang tersisa, tersesat dalam ketakutannya sendiri.

Aku, sekali lagi memasang topengku untuk berteriak pada dunia bahwa aku sangat baik-baik saja dan kemudian tertawa begitu keras padahal itu hanyalah upayaku menyembunyikan air mata yang sedang sibuk menyimpul jalannya menuju tanah, melewati pipi.

Aku hanya sedang terduduk. Tidak menangis, apalagi sambil mendengarkan lagu sedih karena air mata begitu banyak hingga aku memilih untuk menenggaknya saja,

dan kesedihanku ialah upayamu menyembuhkan lukanya.

-l